Setelah berakhirnya kerja sama dengan Patrick Kluivert, PSSI kini bergerak cepat mencari sosok baru untuk pelatih Timnas Indonesia. Keputusan pemutusan kontrak diumumkan secara resmi pada 16 Oktober 2025, hanya sembilan bulan setelah Kluivert ditunjuk sebagai pelatih kepala menggantikan Shin Tae-yong.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan bahwa federasi tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa tim nasional, termasuk strategi jangka panjang pengembangan sepak bola nasional. Menurut Erick, PSSI ingin memastikan bahwa pelatih baru nanti memiliki visi kuat untuk membawa Indonesia lebih kompetitif di kancah internasional.
“Kami mencari pelatih yang bukan hanya punya nama besar, tapi juga memahami karakter sepak bola Indonesia, mau bekerja keras, dan punya komitmen jangka panjang,” tegas Erick dalam konferensi pers di Jakarta (21/10/2025).
Latar Belakang Pemutusan Kontrak
Patrick Kluivert ditunjuk pada awal Januari 2025 dengan target membawa Timnas Indonesia lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun, hasil yang didapat jauh dari ekspektasi. Indonesia gagal menembus fase tersebut setelah kalah dari Vietnam dan Australia.
Selain hasil yang tidak konsisten, sejumlah laporan menyebutkan adanya kendala komunikasi antara Kluivert dan para pemain, serta adaptasi taktik yang belum cocok dengan gaya bermain Asia Tenggara. Hal ini menjadi pertimbangan PSSI untuk mengakhiri kerja sama lebih awal secara damai.
Proses Seleksi dan Kriteria Pelatih Baru
Federasi kini tengah melakukan seleksi calon pelatih dengan melibatkan Badan Tim Nasional (BTN) dan Komite Eksekutif PSSI (Exco). Proses ini bersifat tertutup namun diklaim berjalan profesional.
Beberapa kriteria utama yang menjadi fokus PSSI antara lain:
-
Pengalaman internasional dalam menangani tim nasional atau klub besar di Asia atau Eropa.
-
Pemahaman kultur sepak bola Asia, khususnya dalam konteks permainan cepat dan teknik tinggi seperti di Asia Tenggara.
-
Kemampuan komunikasi dan manajemen pemain muda, mengingat mayoritas skuad Timnas Indonesia kini berasal dari kelompok usia U-23 dan diaspora muda di luar negeri.
-
Konsistensi dalam mencapai target jangka pendek dan panjang, termasuk prestasi di AFF Cup 2026 dan kualifikasi Piala Asia 2027.
Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI tidak akan terburu-buru menentukan nama, karena ingin memastikan pelatih baru benar-benar sesuai kebutuhan tim.
Kandidat dan Isu yang Beredar
Beberapa nama mulai beredar di kalangan publik, termasuk pelatih asal Jepang, Korea Selatan, dan Eropa Timur. Namun, Erick menegaskan belum ada nama yang difinalisasi.
Adapun rumor kembalinya Shin Tae-yong telah dibantah langsung oleh PSSI. “Kita ingin pelatih baru yang membawa napas baru, bukan sekadar nostalgia,” ujar Erick. bola.com
Selain itu, federasi juga membuka peluang bagi pelatih lokal dengan catatan memiliki lisensi A AFC atau Pro License serta pengalaman di level internasional.
Tantangan Pelatih Baru
Pelatih baru Timnas Indonesia akan menghadapi sejumlah tantangan besar:
-
Membangun kembali kepercayaan publik setelah serangkaian hasil buruk.
-
Menjaga kestabilan tim di tengah transisi pemain senior dan muda.
-
Menghadapi jadwal padat, termasuk persiapan menuju AFF Cup 2026, SEA Games 2027, dan kualifikasi Piala Dunia 2030.
-
Mengoptimalkan pemain diaspora, agar sinergi antara pemain lokal dan luar negeri semakin solid.
Dengan dukungan infrastruktur yang mulai membaik dan investasi dari PSSI, peluang untuk memperbaiki performa Timnas sebenarnya terbuka lebar — asalkan pelatih baru mampu menanamkan disiplin, filosofi permainan modern, dan mental juara.
Kesimpulan
PSSI kini berada pada momen penting untuk menentukan arah masa depan sepak bola Indonesia. Pemilihan pelatih baru bukan sekadar mengganti sosok di pinggir lapangan, melainkan menyusun fondasi baru bagi generasi sepak bola Indonesia yang lebih kuat dan berprestasi.
Publik berharap PSSI tak hanya mencari “nama besar”, tetapi figur yang mampu membangun sistem jangka panjang bagi Timnas Garuda.