Tren Mengejutkan Serie A: Tiga Pelatih Lengser Sepekan

Kursi panas di Serie A benar benar terasa tahun ini. Dalam waktu hanya satu minggu, tiga pelatih harus meninggalkan jabatannya setelah performa tim mereka tak kunjung membaik. Fenomena ini menandai tren baru di liga Italia, di mana kesabaran manajemen terhadap hasil buruk kini semakin menipis.

Kabar paling mencolok datang dari Fiorentina, yang secara resmi mengakhiri kerja sama dengan Stefano Pioli pada awal November. Keputusan itu diambil setelah serangkaian hasil negatif yang membuat tim berjuluk La Viola terpuruk di papan bawah. Fiorentina belum meraih kemenangan dari 10 laga awal musim, dan tekanan dari fans memuncak hingga manajemen merasa tak punya pilihan lain. (sport.detik.com)

Sebelum Pioli, Juventus juga membuat langkah mengejutkan dengan memecat Igor Tudor. Kekalahan tipis 0-1 dari Lazio menjadi pemicu keputusan drastis itu. Klub asal Turin tersebut dikenal ambisius untuk kembali ke puncak klasemen setelah musim lalu gagal bersaing dalam perebutan gelar. Tudur dianggap gagal membawa konsistensi dalam permainan tim.

Tak berhenti di situ, Genoa juga mengambil langkah serupa dengan memutuskan kerja sama bersama Patrick Vieira. Pelatih asal Prancis tersebut belum mampu memberikan kemenangan dalam sembilan pertandingan awal musim. Proyek pembinaan pemain muda yang dijalankan Vieira belum memberikan hasil konkret, membuat manajemen klub merasa perlu perubahan cepat untuk menghindari zona degradasi.

Fenomena ini membuat publik sepak bola Italia mulai mempertanyakan: apakah manajemen klub di Serie A kini terlalu cepat mengambil keputusan? Di satu sisi, tuntutan suporter dan tekanan finansial membuat klub harus segera beradaptasi demi hasil instan. Namun di sisi lain, seringnya pergantian pelatih bisa membuat stabilitas tim terganggu.

Serie A sendiri terkenal dengan tradisi tak kenal kompromi terhadap pelatih yang gagal. Dalam beberapa musim terakhir, rata-rata lebih dari 10 pelatih dipecat setiap musim. Namun, tiga pemecatan hanya dalam sepekan tetap menjadi rekor yang mengejutkan, bahkan untuk standar Italia.

Kini, perhatian publik beralih ke siapa yang akan menjadi pengganti mereka. Nama-nama seperti Luciano Spalletti, Eusebio Di Francesco, dan Gennaro Gattuso mulai dikaitkan dengan kursi panas tersebut. Ketiganya memiliki pengalaman di Serie A dan dianggap mampu membawa stabilitas yang dibutuhkan tim.

Apapun hasil akhirnya, kejadian ini menjadi peringatan bagi pelatih lain di Serie A bahwa posisi mereka selalu berada di ujung tanduk. Tekanan tinggi, ekspektasi besar, dan hasil instan adalah kombinasi yang membuat kompetisi di liga Italia selalu penuh drama—bukan hanya di lapangan, tapi juga di ruang manajerial.